Kamis, 09 Januari 2014

cerita


Kerbau dan Kucing


Setiap kali Kerbau Jantan dan Kerbau Betina berangkat ke sawah, Kucing masih tidur melingkar di pojokan rumah. Kucing hanya menggeliat, menguap lalu tidur kembali ketika mengetahui Kerbau lewat di dekatnya.
“Setiap hari kerjanya hanya tidur,” gumam Kerbau Jantan. “Tidur, bangun untuk makan lalu tidur lagi. Enak benar hidupnya. Tidak seperti kita harus kerja keras membajak sawah.”
“Sudahlah,” sela Kerbau Betina. “Masih pagi kok sudah berkeluh kesah. Ayo jalan terus, nanti kita terlambat tiba di sawah.”
Sambil meneruskan langkahnya sesekali Kerbau Jantan masih menoleh ke arah Kucing. Lalu katanya, “Sudah kerjanya hanya tidur, makanannya enak. Uh, tidak adil sekali…”
Kerbau Betina tertawa mendengar keluh kesah suaminya. “Tidak adil bagaimana?” tanyanya kemudian.
“Jelas tidak adil, dong,” sahut Kerbau Jantan. “Kita berdua kerja keras di sawah dari pagi sampai petang. Tapi apa yang kita peroleh? Hanya rumput-rumput saja setiap hari kan?”
Kerbau Betina kembali tertawa mendengar kata-kata Kerbau Jantan.
“Jangan tertawa terus!” hardik Kerbau Jantan.
“Habis kita disuruh makan apa? Ikan, daging? Seperti Kucing?” kata Kerbau Betina. “Kita kaum Kerbau memang sudah ditakdirkan oleh Yang Maha Kuasa untuk makan rumput. Dan tugas kita adalah membantu Pak Tani membajak di sawah.”
“Lalu apa tugas Kucing?” tanya Kerbau Jantan. “Tidur, tidur, dan tidur lalu makan ikan dan daging.”
“Jangan mengungkit-ungkit lagi soal makanan,” kata Kerbau Betina. “Walaupun kita hanya makan rumput, tapi tubuh kita besar dan kuat. Kita bisa membajak sawah. Kucing makan ikan dan daging, tapi tubuhnya tetap kecil kurus. Ia tidak sekuat kita dan tentu tugasnya juga lain. Sudahlah, kalu kita terus berdebat tetntu tak akan sampai sawah.”
Setiap hari Kerbau dan pasangannya selalu membajak sawah setiap hari. Ketika pekerjaan membajak sawah selesai, kadang-kadang Kerbau disuruh menarik gerobak. Gerobak itu berisi bibit tanaman ataupun pupuk serta obat-obatan pembasmi hama. Kerbau Jantan dan Kerbau Betina sedikit pun tidak pernah membantah. Semua tugas yang diperintahkan Pak Tani selalu mereka kerjakan dengan sepenuh hati.
Kemudian tibalah masa panen. Padi di sawah dituai, dijemur, lalu dibawa pulang ke rumah oleh Pak Tani. Padi-padi tersebut lalu dimasukkan ke dalam lumbung.
Masa panen merupakan masa istirahat bagi Kerbau. Untuk jangka beberapa lama, sawah dibiarkan menganggur dan tidak ditanami apa-apa. Setiap hari Kerbau Jantan dan Kerbau Betina hanya duduk-duduk saja di dalam kandangnya.

Hampir setiap malam suasana dalam lumbung pdi yang terletak tak jauh dari kandang Kerbau selalu ramai. Dari dalam lumbung itu selalu terdengar jerit para tikus dan teriakan Kucing. Kejadian seperti itu selalu terjadi hampir setiap malam dan berlangsung sepanjang waktu.
“Lihatlah si Kucing!” kata Kerbau Betina di suatu pagi pada Kerbau Jantan sambil menunjuk pada Kucing yang masih tidur melingkar. “Ia pasti kecapekan karena terus berjaga sepanjang malam. Tugas kita di sawah sudah selesai. Dan tugas Kucing baru dimulai, yaitu menjaga padi-padi di lumbung. Setiap hewan yang hidup di dunia ini memang mempunyai tugas kewajiban sendiri-sendiri.”
Kerbau Jantan hanya diam, dalam hatinya ia mengakui semua yang dikatakan Kerbau Betina. Sejak itu ia tak pernah lagi mempersoalkan Kucing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar