Jumat, 03 Januari 2014

dongeng



Harapan Sang Peri

Pada zaman dahulu, ketika di dunia ini masih ada peri dan bidadari, tersebutlah seorang wanita yang baru saja melahirhan seorang bayi laki-laki. Sebelumnya seorang wanita itu telah mengundang seorang peri untuk hadir pada kelahiran sang bayi. Ia berharap sang peri memberikan berkah bagi anaknya yang sedang dalam buaian.
Ketika sang Peri telah muncul dan membungkuk di atas ayunan, bertanyalah sang Ibu, “Dapatkah Anda memberitahu kehidupan anakku di masa yang akan datang?”
“Ya,” jawab sang Peri. “Anakmu akan menjadi seorang yang pandai dan bijak. Tetapi orang-orang akan melihat bahwa ia akan buruk rupa.”
Sang Ibu terkejut.
“Ah, Peri yang baik hati,” pintanya, “berilah lagi ia berkah, agar ia memperoleh sedikit keelokan.”
Sang Peri menggelengkan kepala.
“Aku telah memintakan yang terbaik untuknya,” sahut sang Peri ramah. “Dia akan mempunyai kekuatan dan daya pikir yang baik. Dia juga murah hati dan mencintai sesama manusia.”
Karena sang anak lahir ke dunia dengan jambul di kepalanya, maka orang-orang menyebutnya “Raka Jambul”.
“Anakku memang buruk rupa, tapi pandai luar biasa,” itu yang selalu dikatakan sang Ibu.
“Dia pintar, sayang buruk rupa,” begitu orang-orang berkata.
Dan benar saja, segera Raka dapat berbicara. Dia banyak bercerita tentang hal-hal yang luar biasa dan menarik hati. Maka setiap orang kagum padanya. Ketika ia bertambah dewasa, ibunya mengirimkannya ke sekolah. Dan orang-orang di sekitarnya selalu membicarakan tentang kepandaiannya.
Sementara itu, pada tahun yang sama, saat Raka dilahirkan, seorang wanita lain dari desa tetangga, melahirkan pula seorang bayi perempuan. Seorang peri juga hadir pada kelahirannya dan memberikan berkah padanya.
“Peri yang baik hati,” kata sang Ibu. “Dapatkah Anda memberikan gambaran kehidupan anakku di masa yang akan datang?”
“Tentu,” kata sang Peri. “Putrimu kelak akan menjadi seorang gadis yang cantik jelita. Tetapi orang-orang menganggap ia sangat bodoh.”
Sang Ibu tersentak.
“Peri yang baik hati,” mohon sang Ibu. “Berkatilah lagi anakku, agar ia memiliki sedikit kecerdasan.”
Sang Peri menggeleng.
“Aku tahu apa yang terbaik untuk anakmu,” katanya ramah. “Dia akan memiliki kekuatan dan kecantikan yang luar biasa. Dan memiliki kemurahan hati dan rasa saying terhadap sesama manusia.”
Karena gadis itu sedemikian cantiknya, orang-orang memanggilnya “Sintia Cantik”.
“Sintiaku memang agak bodoh, tapi ia cantik luar biasa,” kata sang Ibu.
“Sintia memang luar biasa cantik, sayang ia bodoh,” kata mereka.
Dan begitulah, hari demi hari Sintia bertambah cantik dan cantik. “Cantik seperti Sintia,” begitu yang sering diucapkan orang-orang bila ingin menggambarkan sesuatu yang menarik hati. Sayang, gadis itu tidak disekolahkan. Semua orang beranggapan gadis itu sungguh tak berguna. Karena dia kurang cakap dalam berbicara, atau karena ia tak dapat menjawab dengan baik. Sering ia ditegur karena kebodohannya itu. Sementara pemuda-pemuda di sana sebenarnya memuja kecantikannya. Namun mereka lebih suka bergaul dengan gadis lain yang tidak begitu cantik, tapi dapat bercakap-cakap dengan lincah. Sintia menyadari semua itu.
Suatu hati, ketika sang Ibu kembali memarahinya, dengan sedih hati pergilah Sintia ke hutan. Ketika ia berjalan tak tentu arah, dari sela-sela pepohonan muncullah seorang pemuda. Pemuda itu memandangnya dengan wajah aneh. Dahinya penuh kerut-kerutan. Dia sama sekali tidak cakap. Dia adalah Raka Jambul.
Raka merasa heran ketika memandang Sintia.
“Bagaimana seorang gadis yang amat cantik sepertimu, berwajah murung?” katanya.
“Saya sedih, karena saya bodoh,” jawab Sintia. “Saya ingin, saya tidak terlalu cantik dan memiliki sedikit kepandaian.”
Raka tertawa karena takjub.
“Kau ingin dirimu pandai, maka engkau tidak bodoh,” katanya. “Orang–orang yang bodoh tidak mengetahui bahwa mereka kurang pandai.”
“Itu aku tidak tahu,” jawab Sintia.
Tiba-tiba ia menyadari, bahwa ia tidak lagi merasa kesulitan untuk mengungkapkan pertanyaan dan jawaban. Dia tidak takut lagi ditegur. Dan berani mengatakan apa yang ada di kepalanya dengan mudah.
Raka Jambul semakin terpesona pada gadis itu. Dia telah jatuh cinta pada gadis itu. Tapi apakah seorang gadis yang begitu cantik dan pintar mau membalas cintanya, pikirnya murung.
“Nah, sekarang kau bersedih,” kata Sintia. “Mengapa?”
“Karena aku buruk rupa,” kata Raka Jambul.
Sintia memandang padanya dan tertawa. Menurutnya belum pernah ia memandang pria secakap dia.
“Tapi kau sama sekali tidak buruk rupa,” katanya lembut.
Akhirnya, kedua insan itu menikah dan hidup bahagia selamanya.
Maka, keinginan sang Peri pun terpenuhi.

1 komentar:

  1. Casino No Deposit Bonus Codes 2021 - Goyangfc.com
    Casino No Deposit Bonus 룰렛 Codes 2021. Casino No 임요환포커 Deposit Bonus Codes for December 2021. 슬롯 가입 쿠폰 Bonus 강원랜드슬롯머신 Codes 2021. No Deposit 태평양 먹튀 Required. Free Spins

    BalasHapus