BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Kegiatan pembelajaran di sekolah
merupakan proses yang paling utama dalam pendidikan guna mencapai tujuan untuk
mengubah pola pikir, tingkah laku/sikap, kebiasaan, dan membawa siswa pada
keadaan yang lebih baik dari sebelumnya. Keberhasilan suatu proses dalam
pembelajaran dapat kita lihat pada ketercapaian siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran, yang mana dapat kita amati melalui seberapa besar tingkat
pemahaman siswa dan penguasaan materi yang diberikan oleh guru.Sehingga
pendidik perlu menciptakan kegiatan pembelajaran yang kondusif, efektif, dan
menyenangkan bagi siswanya.
Salah satu upaya untuk mencapai
keberhasilan belajar siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajarankooperatif
merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk
belajar secara berkelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa dengan karakter
yang heterogen, yang mana model pembelajaran tersebut dapat menyesuaikan segala
unsur yang terlibat dalam proses belajar mengajar. Model pembelajaran
kooperatif mempunyai banyak tipe sehingga bagi para guru/ calon guru perlu
mengenal, dan memahami dari berbagai macam model pembelajaran yang dapat
digunakan sebagai bekal mengajar untuk mencapai tujuan membelajaran yang sudah
ditentukan.Oleh karena itu pemakalah akan membahas salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division atau dapat kita kenal
dengan singkatan STAD. Yang mana model pembelajaran tersebut dapat digunakan bagi
guru atau calon guru sebagai bekal mengajar di masa yang akan datang, semoga bermanfaat.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apakah pengertian dari
model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
2.
Apakah manfaat dari
model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
3.
Komponen-komponen apa
saja yang terdapat dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD;
4.
Apakah kelebihan dari
model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
5.
Apakah kelemahan dari
model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
6.
Bagaimana kunci
keberhasilan dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
7.
Bagaimana
langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
8.
Bagaimana penerapan pelaksanaan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
C.
TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas,
maka dapat dirumuskan tujuan sebagai berikut:
1.
Mengetahui pengertian
dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD;
2.
Mengetahui manfaat dari
model pembelajaran kooperatif tipe STAD;
3.
Mengetahui
komponen-komponen dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD;
4.
Mengetahui kelebihan
dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD;
5.
Mengetahui kelemahan
dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD;
6.
Mengetahui kunci
keberhasilan dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
7.
Mengetahui
langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD;
8.
Mengetahui penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD;
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pengertian
model pembelajaran kooperatif STAD menurut para ahli:
1. Menurut Nur Citra Utomo dan C.
Novi Primiani (2009: 9), “STAD merupakan desain untuk memotivasi siswa-siswa
supaya kembali bersemangat dan saling menolong untuk mengembangkan keterampilan
yang diajarkan oleh guru”.Menurut Mohamad Nur (2008: 5), pada model ini siswa
dikelompokkan dalam tim dengan anggota 4 siswa pada setiap tim. Tim dibentuk
secara heterogen menurut tingkat kinerja, jenis kelamin, dan suku.
2. Pembelajaran kooperatif tipe Student
Team Achievement Division (STAD) yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan
teman-temannya di Universitas John Hopkin (dalam Slavin, 1995) merupakan
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran
kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan
pembelajaran kooperatif.
Jadi
dari pengertian diatas dapat disimpulkan Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu
tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim
belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat
kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa
bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai
pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu
dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.
Model Pembelajaran Koperatif tipe
STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas
dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.Guru yang
menggunakan STAD mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu
mengunakan presentasi Verbal atau teks.
B.
Manfaat
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Manfaat model pembelajaran
kooperatif tipe STAD untuk siswa dalam jangka pendek menurut Soewarso (1998:22)
sebagai berikut :
1. Model pembelajaran kooperatif
membantu siswa mempelajari isi materi pelajaran yang sedang dibahas;
2. Adanya anggota kelompok lain yang
menghindari kemungkinan siswa mendapat nilai rendah, karena dalam tes lisan
siswa dibantu oleh anggota kelompoknya;
3. Pembelajaran kooperatif menjadikan
siswa mampu belajar berdebat, belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan
mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan bersama-sama;
4. Pembelajaran kooperatif menghasilkan
pencapaian belajar siswa yang tinggi menambah harga diri siswa dan memperbaiki
hubungan dengan teman sebaya;
5. Hadiah atau penghargaan yang
diberikan akan memberikan dorongan bagi siswa untuk mencapai hasil yang lebih
tinggi;
6. Siswa yang lambat berpikir dapat
dibantu untuk menambah ilmu pengetahuan;
7. Pembentukan kelompok-kelompok kecil
memudahkan guru untuk memonitor siswa dalam belajar bekerja sama.
Manfaat
jangka panjang yang dapat dipetik dari pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut
Nurhadi (2004:115-116) adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kepekaan dan
kesetiakawanan sosial;
2. Memungkinkan para siswa saling belajar
mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan
pandangan-pandangan;
3. Memudahkan siswa melakukan
penyesuaian;
4. Memungkinkan terbentuk dan
berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen.
5. Menghilangkan sifat mementingkan
diri sendiri dan egois;
6. Membangun persahabatan yang dapat
berkelanjutan hingga masa dewasa;
7. Berbagai keterampilan sosial yang
diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan
dapat dipraktikkan;
8. Meningkatkan rasa saling percaya
kepada sesama manusia;
9. Meningkatkan kemampuan memandang
masalah dan situasi dari berbagai perspektif;
10. Meningkatkan kesediaan menggunakan
ide orang lain yang dirasakan lebih baik;
11. Meningkatkan kegemaran berteman
tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal ataucacat, etnis,
kelas sosial, agama, dan orientasi tugas.
C.
Komponen-komponen
Utama dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Menurut Slavin (dalam Noornia, 1997:
21) ada lima komponen utama dalam pembelajaran kooperatif metode STAD, yaitu:
1. Penyajian Kelas
Penyajian
kelas merupakan penyajian materi yang dilakukan guru secara klasikal dengan
menggunakan presentasi verbal atau teks.Penyajian difokuskan pada konsep-konsep
dari materi yang dibahas.Setelah penyajian materi, siswa bekerja pada kelompok
untuk menuntaskan materi pelajaran melalui tutorial, kuis atau diskusi.
2. Menetapkan siswa dalam kelompok
Kelompok menjadi hal yang sangat penting dalam STAD karena
didalam kelompok harus tercipta suatu kerja kooperatif antar siswa untuk
mencapai kemampuan akademik yang diharapkan. Fungsi dibentuknya kelompok adalah
untuk saling meyakinkan bahwa setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dalam
belajar. Lebih khusus lagi untuk mempersiapkan semua anggota kelompok dalam
menghadapi tes individu.Kelompok yang dibentuk sebaiknya terdiri dari satu
siswa dari kelompok atas, satu siswa dari kelompok bawah dan dua siswa dari
kelompok sedang. Guru perlu mempertimbangkan agar jangan sampai terjadi
pertentangan antar anggota dalam satukelompok, walaupun ini tidak berarti siswa
dapat menentukan sendiri teman sekelompoknya.
3. Tes dan Kuis
Siswa
diberi tes individual setelah melaksanakan satu atau dua kali penyajian kelas
dan bekerja serta berlatih dalam kelompok. Siswa harus menyadari bahwa usaha
dan keberhasilan mereka nantinya akan memberikan sumbangan yang sangat berharga
bagi kesuksesan kelompok.
4. Skor peningkatan individual
Skor
peningkatan individual berguna untuk memotivasi agar bekerja keras memperoleh
hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil sebelumnya.Skor peningkatan
individual dihitung berdasarkan skor dasar dan skor tes.Skor dasar dapat
diambil dari skor tes yang paling akhir dimiliki siswa, nilai pretes yang
dilakukan oleh guru sebelumnya melaksanakan pembelajaran kooperatif metode
STAD.
5. Pengakuan kelompok
Pengakuan kelompok dilakukan dengan memberikan penghargaan
atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar.Kelompok dapat diberi
sertifikat atau bentuk penghargaan lainnya jika dapat mencapai kriteria yang
telah ditetapkan bersama.Pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas
guru.
D.
Kelebihan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
1. Dapat memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.
2. Dapat memberikan kesempatan kepada
siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah.
4. Dapat memungkinkan guru untuk lebih
memperhatikan siswa sebagai individu dan kebutuhan belajarnya.
5. Para siswa lebih aktif bergabung
dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif dalam diskusi.
6. Dapat memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan
menghargai pendapat orang lain.
E.
Kekurangan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
1. Kerja kelompok hanya melibatkan
mereka yang mampu memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang pandai dan
kadang-kadang menuntut tempat yang berbeda dan gaya-gaya mengajar berbeda;
- Adanya perpanjangan waktu karena kemungkinan besar tiap kelompok belum dapat menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditentukan sampai tiap anggota kelompok memahami kompetensinya;
- Jika ditinjau dari sarana kelas, maka untuk membentuk kelompok kesulitan mengatur dan mengangkat tempat duduk. Hal ini karena tempat duduk yang terlalu berat;
- Karena rata-rata jumlah siswa di dalam kelas adalah 45 orang, maka guru kurang maksimal dalam mengamati belajar kelompok secara bergantian;
- Guru dituntut bekerja cepat dalam menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilakukan, antara lain koreksi pekerjaan siswa, menentukan perubahan kelompok belajar;
- Memerlukan waktu dan biaya yang banyak untuk mempersiapkan dan kemudian melaksanakan pembelajaran kooperatif tersebut;
- Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk peserta didik sehingga sulit mencapai target kurikulum;
- Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif;
- Menuntut sifat tertentu dari peserta didik, misalnya sifat suka bekerja sama(Sumantri dkk. 2002).
F.
Kunci
Keberhasilan dalam Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Kunci
keberhasilan di dalam penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini
adalah persiapan guru dalam:
1. Memilih materi yang ada pada Standar
Isi dengan melihat pengetahuan siswa;
2. Memilih materi yang ada pada Standar
Isi dengan melihat minat siswa;
3. Memilih materi yang ada pada Standar
Isi yang memungkinkan untuk dilakukannya kuis yang dapat diujikan dan di-skor
dengan cepat;
4. Menyusun tugas untuk anggota
masing-masing kelompok
Sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugas
masing-masing dengan bertanggung jawab untuk kelompok masing-masing. Selain itu
juga, para anggota masing-masing kelompok harus saling mendengarkan dan
mengungkapkan pendapat masing-masing kelompok secara ikhlas;
5. Membimbing agar siswa dapat
berkomunikasi dengan kelompok lain secara bijaksana
Sehingga
melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD, dapat dikembangkan diskusi
dan komunikasi dengan tujuan agar siswa dapat saling berbagi kemampuan, belajar
berpikir kritis, menyampaikan pendapat, memberi kesempatan, menyalurkan
kemampuan, membantu belajar, serta menilai kemampuan dan peranan diri sendiri
maupun teman lain anggota kelompok.
Selain itu peran / tugas guruuntuk mencapai keberhasilan dalam
pembelajaran dengan teknik STAD adalah sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan
semua tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar;
2. Guru menyajikan informasi kepada
siswa baik dengan peragaan (demonstrasi) atau teks;
3. Guru menjelaskan
siswa bagaimana caranya membentuk kelompok
belajardan membantu setiap kelompok agar melakukan perubahan yang efisien;
4. Guru membimbing
kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan
tugas;
5. Guru mengetes
materi pelajaran atau kelompok menyajikan
hasil-hasilpekerjaan mereka;
6. Guru memberikan
cara-cara untuk menghargai baik upaya
maupun hasilbelajar individu dan kelompok. (Sudrajat
Akhmad. 2008).
G.
Langkah-langkah Pelaksanaan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
1. Guru membentuk kelompok yang anggotanya
4-6 orang secara heterogen;
2. Guru menyajikan pelajaran;
3. Guru memberi tugas pada kelompok
untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok;
4. Peserta didik yang bisa mengerjakan
tugas/soal menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya sehingga semua anggota
dalam kelompok itu mengerti;
5. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada
seluruh peserta didik. Pada saat menjawab kuis/pertanyaan peserta didik tidak
boleh saling membantu;
6. Guru memberi penghargaan (rewards) kepada
kelompok yang memiliki nilai/poin tertinggi;
7. Guru memberikan evaluasi;
8. Penutup.
H.
Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Menurut Maidiyah (1998: 7-13)
langkah-langkah pembelajaran kooperatif metode STAD adalah sebagai berikut:
1. Persiapan STAD
a. Persiapan Materi
Sebelum menyajikan guru harus
mempersiapkan lembar kegiatan dan lembar jawaban yang akan dipelajari siswa
dalam kelompok-kelompok kooperatif.
b. Penerapan Siswa dalam kelompok
Guru menetapkan siswa dalam kelompok
heterogen dengan jumlah maksimal 4 sampai 6 orang, aturan heterogenitas dapat
berdasarkan pada:
1) Kemampuan akademik (pandai, sedang,
dan rendah)
Yang didapat dari hasil akademik
(skor awal) sebelumnya.Perlu diingat pembagian itu harus diseimbangkan sehingga
setiap kelompok terdiri dari siswa dengan siswa dengan tingkat prestasi
seimbang.
2) Jenis kelamin, latar belakang
sosial, kesenangan, bawaan atau sifat (pendiam dan aktif)
Sebagai
pedoman dalam menentukan kelompok dapat diikuti petunjuk berikut (Maidiyah,
1998:7-8):
1) Merangking siswa
Merangking siswa berdasarkan hasil
belajar akademiknya di dalam kelas. Gunakan informasi apa saja yang dapat
digunakan untuk melakukan rangking tersebut. Salah satu informasi yang baik
adalah skor tes.
2) Menentukan jumlah kelompok
Setiap kelompok sebaiknya
beranggotakan 4-5 siswa.Untuk menentukan berapa banyak kelompok yang dibentuk,
bagilah banyaknya siswa dengan empat. Jika hasil baginya tidak bulat, misalnya
ada 42 siswa, berarti ada delapan kelompok yang beranggotakan empat siswa dan
dua kelompok yang beranggotakan lima siswa. Dengan demikian ada sepuluh
kelompok yang akan dibentuk.
3) Membagi siswa dalam kelompok
Dalam melakukan hal ini,
seimbangkanlah kelompok- kelompok yang dibentuk yang terdiri dari siswa dengan
tingkat hasil belajar rendah, sedang hingga hasil belajarnya tinggi sesuai
dengan rangking. Dengan demikian tingkat hasil belajar rata- rata semua
kelompok dalam kelas kurang lebih sama.
4) Mengisi lembar rangkuman kelompok
Isikan nama-nama siswa dalam setiap kelompok pada lembar
rangkuman kelompok (format perhitungan hasil kelompok untuk pembelajaran
kooperatif metode STAD).
c. Menentukan Skor Awal
Skor awal siswa dapat diambil melaluiPre Test yang dilakukan
guru sebelum pembelajaran kooperatif metode STAD dimulai atau dari skor tes paling
akhir yang dimiliki oleh siswa.Selain itu, skor awal dapat diambil dari nilai
rapor siswa pada semester sebelumnya.
d. Kerja sama kelompok
Sebelum memulai pembelajaran
kooperatif, sebaiknya diawali dengan latihan-latihan kerja sama kelompok. Hal
ini merupakan kesempatan bagi setiap kelompok untuk melakukan hal-hal yang
menyenangkan dan saling mengenal antar anggota kelompok.
e. Jadwal Aktivitas
STAD terdiri atas lima kegiatan
pengajaran yang teratur, yaitu penyampaian materi pelajaran oleh guru, kerja kelompok,
tes penghargaan kelompok dan laporan berkala kelas.
2. Mengajar/Penyajian Materi
Setiap pembelajaran dalam STAD
dimulai dengan presentasi kelas, yang meliputi pendahuluan, pengembangan,
petunjuk praktis, aktivitas kelompok, dan kuis.
Dalam
presentasi kelas, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Pendahuluan
Pada pendahuluan perlu ditekankan
apa yang perlu dipelajari siswa dalam kelompok dan menginformasikan hal yang
penting untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep yang akan
mereka pelajari.
b. Pengembangan
Hal –hal yang harus diperhatikan
dalam pengembangan penyajian materi, adalah:
1) Kembangkan materi pembelajaran
sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok;
2) Pembelajaran kooperatif menekankan,
bahwa belajar adalah memahami makna bukan hafalan;
3) Mengontrol pemahaman siswa sering
mungkin dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan;
4) Memberikan penjelasan mengapa
jawaban pertanyaan tersebut benar atau salah;
5) Beralih pada konsep yang lain jika
siswa telah memahami pokok masalahnya.
c. Latihan Terbimbing
Latihan terbimbing dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
1) Menyuruh semua siswa mengerjakan
soal atas pertanyaan yang diberikan;
2) Memanggil siswa secara acak untuk
menjawab atau menyelesaikan soal. Hal ini bertujuan supaya semua siswa selalu
mempersiapkan diri sebaik mungkin;
3) Pemberian tugas kelas tidak boleh
menyita waktu yang terlalu lama. Sebaiknya siswa mengerjakan satu atau dua
masalah (soal) dan langsung diberikan umpan balik.
3. Belajar Kelompok
a. Pada hari pertama kegiatan kelompok
STAD, guru sebaiknya menjelaskan apa yang dimaksud bekerja dalam kelompok,
yaitu:
1) Siswa mempunyai tanggung jawab untuk
memastikan bahwa teman dalam kelompoknya telah mempelajari materi dalam lembar
kegiatan yang diberikan oleh guru;
2) Tidak seorang pun siswa selesai
belajar sebelum semua anggota kelompok menguasai pelajaran;
3) Mintalah bantuan kepada teman satu
kelompok apabila seorang anggota kelompok mengalami kesulitan dalam memahami
materi sebelum meminta bantuan kepada guru;
4) Dalam satu kelompok harus saling
berbicara sopan.
b. Guru dapat mendorong siswa dengan
menambahkan peraturan- peraturan lain sesuai kesepakatan bersama. Selanjutnya
kegiatan yang dilakukan guru adalah:
1) Guru meminta siswa berkelompok
dengan teman sekelompoknya;
2) Guru memberikan lembar kegiatan
(lembar diskusi) beserta lembar jawabannya;
3) Guru menyarankan siswa agar bekerja
secara berpasangan atau dengan seluruh anggota kelompok tergantung pada tujuan
yang dipelajarinya. Jika mereka mengerjakan soal-soal maka setiap siswa harus
mengerjakan sendiri dan selanjutnya mencocokkan jawabannya dengan teman
sekelompoknya. Jika ada seorang teman yang belum memahami, teman sekelompoknya
bertanggung jawab untuk menjelaskan.
4) Tekankanlah bahwa lembar kegiatan
(lembar diskusi) untuk diisi dan dipelajari. Dengan demikian setiap siswa
mempunyai lembar jawaban untuk diperiksa oleh teman sekelompoknya.
c. Guru melakukan pengawasan kepada
setiap kelompok selama siswa bekerja dalam kelompok. Sesekali guru mendekati
kelompok untuk mendengarkan bagaimana anggota kelompok berdiskusi.
4. Kuis atau Tes
Dilakukan selama 45 menit sampai 60 menit secara mandiri
untuk menunjukkan apa yang telah siswa
pelajari selama bekerja dalam kelompok. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai
perkembangan individu dan disambungkan sebagai nilai perkembangan kelompok.
5. Skor Perkembangan
Setelah
diadakan kuis, guru menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok
berdasarkan rentang skor yang diperoleh setiap individu.Skor perkembangan
ditentukan berdasarkan skor awal siswa.Kemudian dilakukan perubahan kelompok
agar siswa dapat bekerja dengan teman yang lain.
6. Penghargaan Kelompok
Setelah guru menghitung skor perkembangan individu dan skor
kelompok, guru mengumumkan kelompok yang memperoleh poin peningkatan
tertinggi.Setelah itu guru memberi penghargaan kepada kelompok tersebut yang
berupa sertifikat atau berupa pujian.Untuk pemberian penghargaan ini tergantung
dari kreativitas guru.
BAB II
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan diatas, pemakalah dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
model pembelajaran tipe Student Team Achievement Division adalah salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar
beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya,
jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam
tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran
tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan
catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.Model Pembelajaran
Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan
pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
Untuk mencapai suatu keberhasilan
dalam proses belajar mengajar guru dapat menggunakan model pembelajaran tipe
STAD ini dengan menyesuaikan dan memperhatikan kecocokan materi, karakteristik
siswa, sarana prasarana, dan mengikuti langkah-langkah dalam setiap tahapan
pelaksanaan model pembelajaran. Dengan mengetahui kelemahan dan kelebihan pada
model ini, maka guru dapat memilih materi mana yang cocok untuk digunakan dalam
model pembelajaran STAD, sehingga dapat membantu guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud.1996. Kurikulum
Pendidikan Dasar (Berdasarkan Suplemen 1999).Jakarta: Depdikbud.
Firman Syah Noor. 2007. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif
Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Kemampuan Siswa dalam
Mengerjakan Bukti dalam Matematika pada Siswa SMU. Pages-your favorite.com/
ppsupi/ubstrakmat2005. 22 September.
http://sharewithlinggar.blogspot.com/2013/03/pembelajaran-kooperatif-tipe-stad.html
http://www.artikelbagus.com/2011/06/pengertian-pembelajaran-kooperatif-tipe-stad-student-teams-achievement-devision.html
terimakasih sangat membantu dalam penulisan kariya ilmiah.
BalasHapusterimakasih kak atas postingannya.. membantu untuk belajar sebelum melakukan presentasi ^_^
BalasHapus