Senin, 15 Desember 2014

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)



BAB I
PENDAHULUAN

A.  LatarBelakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi perkembangan peradaban manusia dalam suatu bangsa. Bangsa yang mempunyai peradaban maju adalah bangsa yang mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia saat ini memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, tentunya harus dilakukan suatu usaha untuk meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan. Salah satu diantaranya melakukan evaluasi kualitas sistem pendidikan secara menyeluruh.
Perbaikan pendidikan antara lain ditempuh melalui perbaikan model pembelajaran yang digunakan guru. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam proses belajar mengajar. Kenyataan di lapangan banyak dijumpai gaya mengajar yang kurang bervariasi dan belum memanfaatkan kemampuan secara maksimal. Guru kurang memperhatikan bahwa penggunan metode yang kurang tepat dapat menyebabkan proses belajar mengajar yang dilaksanakan menjadi tidak efektif dan kurang optimal. Banyaknya model yang ada, seorang guru dituntut dapat memilih model yang tepat untuk mengajarkan suatu pokok bahasan tertentu, karena sebenarnya tidak ada model pembelajaran yang paling baik, setiap model memiliki spesifikasi masing-masing. Suatu model pembelajaran tertentu mungkin efektif jika digunakan untuk mengajarkan topik tertentu, bukan berarti model itu efektif juga digunakan untuk menyampaikan topik lain.
B.  RumusanMasalah
Adapunrumusanmasalahdarimakalahiniadalahsebagaiberikut:
1. Apakah pengertian model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) ?
2. Apa unsur-unsur model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) ?
3. Apa tujuan  model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) ?
4. Bagaimanakah langkah-langkah pelaksanaan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) ?
5. Apakah manfaat model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) ?
6. Apa saja kelemahan dan keuntungan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) ?
C.  Tujuan
Adapuntujuandarimakalahiniadalahsebagaiberikut:
1.    Menjelaskanpengertian model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).
2.    Menjelaskan unsur-unsur model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) ?
3.    Menjelaskan tujuan  model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) ?
4.    Menjelaskanbagaimana langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).
5.    Menjelaskanmanfaat model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).
6.    Menjelaskan kelemahan dan keuntungan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).




BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)
Number Head Together adalah suatu Model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2006).
Number Heads Together pertama kali dikenalkan oleh Spencer Kagan dkk (1993). Model NHT adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Struktur tersebut dikembangkan sebagai bahan alternatif dari sruktur kelas tradisional seperti mangacungkan tangan terlebih dahulu untuk kemudian ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan. Suasana seperti ini menimbulkan kegaduhan dalam kelas, karena para siswa saling berebut dalam mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan peneliti (Tryana, 2008).
Menurut Kagan (2007) model pembelajaran NHT ini secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran.
Numbered Heads Together adalah metode pembelajaran yang menuntut keseriusan siswa dalam belajar. Karena pada pelaksanaanya guru akan melakukan evaluasi secara acak pada siswa dengan memilih nomor yang telah diberikan sebelumnya.Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Meskipun memiliki banyak persamaan dengan pendekatan yang lain, namun pendekatan ini memberikan penekanan pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola perilaku siswa.
NHT adalah suatu pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan memastikan pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut sebagai gantinya mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa (Ibrahim, 2000:28).
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Heads Together merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran dan mengembangkan motivasi dan prestasi belajar yang lebih baik. Metode ini menunjang keterlibatan semua anggota kelompok dalam memecahkan suatu masalah. Setiap anggota kelompok mempunyai tanggung jawab dan kesempatan yang sama untuk menyampaikan ide dan pendapat dalam diskusi kelompok. Dalam tipe NHT ini, guru menunjuk salah satu siswa dari tiap kelompok tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok masing-masing dalam menjelaskan apa yang telah merekapelajari. Keungulan pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Heads Together yaitu untuk menumbuh kembangkan kedisiplinan, minat, kerjasama, keaktifan dan tanggung jawab siswa karena metode diskusi kelompok model pembelajaran kooperatif  tipe Number Heads Together menekankan kemampuan siswa secara individual meskipun dilaksanakan secara berkelompok, dan kegiatan pembelajaran benar-benar berpusat pada siswa, guru hanya sebagai fasilitator. Sedangkan kelemahannya adalah penerapan yang akan di lakukan butuh waktu yang lebih lama.

B.     Unsur-Unsur Model Pembelajaran Tipe Numbered Heads Together
a.      Sintakmatik
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim dengan tiga langkah yaitu :
a)    Pembentukan kelompok;
b)   Diskusi masalah;
c)    Tukar jawaban antar kelompok
b. Sistem sosial
Sistem sosial adalah situasi atau suasana dan norma yang berlaku dalam model tersebut. Suatu tata aturan yang dirancang dan disepakati untuk dijalankan dalam proses pembelajaran. Aturan pembentukan kelompok berdasarkan kesepakatan guru dengan peserta didik.
Aturan dalam pembelajaran misalnya dengan pembentukan kelompok dimana dalam pembentukan kelompok dengan cara berhitung 1-8, dimana anak yang memiliki nomor 1-8 menjadi satu kelompok dan begitu seterusnya.
c.       Prinsip Reaksi
Prinsip Reaksi adalah pola kegiatan yang menggambarkan bagaimana seharusnya guru melihat dan memperlakukan para pelajar termasuk bagaimana seharusnya pengajar memberikan respon terhadap mereka.
Dalam pembelajaran menggunakan model NHT pada mulanya guru sekilas memberikan materi awal, misalnya tentang penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya, guru memberikan LKS kepada semua kelompok yang sudah ditentukan untuk didiskusikan.
Dalam kegiatan diskusi guru berkeliling dan memberikan bantuan kepada kelompok dalam menyatukan berbagai pendapat yang ada dari masing-masing anak didalam kelompok tersebut. Ataupun menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti oleh kelompok tersebut.
Guru memancing pemikiran siswa dengan memberikan contoh-contoh yang spesifik agar perhatian siswa terpusat pada materi. Memberikan bantuan kepada anggota kelompok agar tetap aktif.
d.      Sistem Pendukung
·         Bahan ajar
Bahan ajar yang digunakan yaitu berupa materi yang disiapkan dan disampaikan oleh guru yaitu tentang penggolongan hewan berdasarkan jenis makananya sebagai penunjang dalam kegiatan belajar mengajar.
·         Media Belajar
Untuk memudahkan siswa agar dapat  memahami materi yang disampaikan oleh guru. Disini guru menggunakan media visual(gambar) dengan menggunakan PPT yang diproyeksikan oleh LCD dan menggunakan media gambar yang dimodivikasi.
e.       Dampak Instruksional dan Dampak pengiring
Dampak instruksional adalah hasil belajar yang dicapai langsung dengan cara mengarahkan siswa pada tujuan yang diharapkan. Sedangkan dampak pengiring adalah hasil belajar lainya yang dihasilkan oleh suatu proses belajar mengajar sebagai akibat terciptanya suasana belajar yang dialami langung oleh siswa tanpa mengarah langsung dari pengajar.

C.  Tujuan model pembelajaran Number Head Together (NHT)
Menurut Ibrahim dan Herdian (2009:7) tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu :
1.      Hasil belajar akademik stuktural
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
2.      Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.
3.      Pengembangan keterampilan social
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
Dengan model NHT diharapkan dapat membangkitkan minat siswa dalam mengungkakan pendapat dalam bentuk rangkaian kata dan kalimat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan merangkai kata secara runtut sangat diperlukan sekali guna membantu mengembangkan hasanah Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat komunikasi atau meningkatkan rasa nasionalisme.

D.    Langkah-Langkah (Sintaks) Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together (NHT)
Langkah-langkah (sintaks) pelaksanaan NHT pada hakikatnya hampir sama dengan diskusi kelompok, yang rinciannya adalah sebagai berikut:
1.    Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok.
2.    Masing –masing siswa dalam kelompok diberi nomor.
3.    Guru memberikan tugas/pertanyaan pada masing-masing kelompok  untuk mengerjakannya.
4.    Setiap kelompok mulai berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap paling tepat dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut.
5.    Guru memanggil salah satu nomor secara acak.
6.    Siswa dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan jawaban dari hasil diskusi kelompok mereka.
Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000:29)  menjadi enam langkah sebagai berikut :
1.    Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
2.  Pembentukan kelompok
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
3.    Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
4.    Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
5.    Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
6.    Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
E.     Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain:
1.      Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
2.      Memperbaiki kehadiran
3.      Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
4.      Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
5.      Konflik antara pribadi berkurang
6.      Pemahaman yang lebih mendalam
7.      Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
8.      Hasil belajar lebih tinggi
9.      Nilai-nilai kerja sama antar siswa lebih teruji
10.  Kreatifitas siswa termotivasi dan wawasan siswa berkembang, karena mereka harus mencai informasi dari berbagai sumber.
F.    Kelebihan dan Kekurangan Metode Numbered Heads Together
Kelebihan metode Numbered Head Together (NHT) sebagai berikut :
  1. Menumbuhkembangkan kedisiplinan, minat, kerjasama, keaktifan dan tanggung jawab
  2. Setiap siswa menjadi siap semua.
  3. Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
  4. Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
  5. Tidak ada siswa yang mendominasi dalam kelompok.
Kelemahan metode Numbered Head Together (NHT) sebagai berikut :
  1. Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
  2. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
  3. Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah. 
  4. Waktu yang dibutuhkan banyak.
  5. Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.


BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan                                                      
Dalam kemajuannya sistem pendidikan yang ada kita tidak bisa lagi mempertahankan paradigm lama yaitu guru merupakan pusat kegiatan belajar mengajar di kelas ( teacher center ), perlu adanya metode pembelajaran baru yang dapat meningkatkan aktivitas siswa di kelas. Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik.Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah. Dengan adanya metode NHT maka dapat meningkatkan nilai-nilai kerja sama antar siswa lebih teruji, kreatifitas siswa termotivasi dan wawasan siswa berkembang, karena mereka harus mencari informasi dari berbagai sumber.






DAFTAR PUSTAKA
Miftahul, Huda. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anita, Lie. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Agus, Suprijono. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Robert, Slavin. 2005. Diterjemahkan dari Cooperative Learning: theory, research and practice. Bandung: Nusa Media.


model pembelajaran kooperatif tipe STAD



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan proses yang paling utama dalam pendidikan guna mencapai tujuan untuk mengubah pola pikir, tingkah laku/sikap, kebiasaan, dan membawa siswa pada keadaan yang lebih baik dari sebelumnya. Keberhasilan suatu proses dalam pembelajaran dapat kita lihat pada ketercapaian siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, yang mana dapat kita amati melalui seberapa besar tingkat pemahaman siswa dan penguasaan materi yang diberikan oleh guru.Sehingga pendidik perlu menciptakan kegiatan pembelajaran yang kondusif, efektif, dan menyenangkan bagi siswanya.
Salah satu upaya untuk mencapai keberhasilan belajar siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajarankooperatif merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar secara berkelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa dengan karakter yang heterogen, yang mana model pembelajaran tersebut dapat menyesuaikan segala unsur yang terlibat dalam proses belajar mengajar. Model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak tipe sehingga bagi para guru/ calon guru perlu mengenal, dan memahami dari berbagai macam model pembelajaran yang dapat digunakan sebagai bekal mengajar untuk mencapai tujuan membelajaran yang sudah ditentukan.Oleh karena itu pemakalah akan membahas salah satu  model pembelajaran kooperatif yaitu Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division atau dapat kita kenal dengan singkatan STAD. Yang mana model pembelajaran tersebut dapat digunakan bagi guru atau calon guru sebagai bekal mengajar di masa yang akan datang, semoga bermanfaat.

B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Apakah pengertian dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
2.      Apakah manfaat dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
3.      Komponen-komponen apa saja yang terdapat dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD;
4.      Apakah kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
5.      Apakah kelemahan dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
6.      Bagaimana kunci keberhasilan dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
7.      Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
8.      Bagaimana penerapan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?

C.    TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan tujuan sebagai berikut:
1.      Mengetahui pengertian dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD;
2.      Mengetahui manfaat dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD;
3.      Mengetahui komponen-komponen dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD;
4.      Mengetahui kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD;
5.      Mengetahui kelemahan dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD;
6.      Mengetahui kunci keberhasilan dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
7.      Mengetahui langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD;
8.      Mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD;




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pengertian model pembelajaran kooperatif STAD menurut para ahli:
1.      Menurut  Nur Citra Utomo dan C. Novi Primiani (2009: 9), “STAD merupakan desain untuk memotivasi siswa-siswa supaya kembali bersemangat dan saling menolong untuk mengembangkan keterampilan yang diajarkan oleh guru”.Menurut Mohamad Nur (2008: 5), pada model ini siswa dikelompokkan dalam tim dengan anggota 4 siswa pada setiap tim. Tim dibentuk secara heterogen menurut tingkat kinerja, jenis kelamin, dan suku.
2.      Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin (dalam Slavin, 1995) merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif.
Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.
Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.Guru yang menggunakan STAD mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks.
B.     Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Manfaat model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk siswa dalam jangka pendek menurut Soewarso (1998:22) sebagai berikut :
1.      Model pembelajaran kooperatif membantu siswa mempelajari isi materi pelajaran yang sedang dibahas;
2.      Adanya anggota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa mendapat nilai rendah, karena dalam tes lisan siswa dibantu oleh anggota kelompoknya;
3.      Pembelajaran kooperatif menjadikan siswa mampu belajar berdebat, belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan bersama-sama;
4.      Pembelajaran kooperatif menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi menambah harga diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan teman sebaya;
5.      Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memberikan dorongan bagi siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi;
6.      Siswa yang lambat berpikir dapat dibantu untuk menambah ilmu pengetahuan;
7.      Pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk memonitor siswa dalam belajar bekerja sama.
Manfaat jangka panjang yang dapat dipetik dari pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Nurhadi (2004:115-116) adalah sebagai berikut :
1.      Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial;
2.      Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan;
3.      Memudahkan siswa melakukan penyesuaian;
4.      Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen.
5.      Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri dan egois;
6.      Membangun persahabatan yang dapat berkelanjutan hingga masa dewasa;
7.      Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dapat dipraktikkan;
8.      Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia;
9.      Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif;
10.  Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik;
11.  Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal ataucacat, etnis, kelas sosial, agama, dan orientasi tugas.

C.    Komponen-komponen Utama dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Menurut Slavin (dalam Noornia, 1997: 21) ada lima komponen utama dalam pembelajaran kooperatif metode STAD, yaitu:
1.      Penyajian Kelas
Penyajian kelas merupakan penyajian materi yang dilakukan guru secara klasikal dengan menggunakan presentasi verbal atau teks.Penyajian difokuskan pada konsep-konsep dari materi yang dibahas.Setelah penyajian materi, siswa bekerja pada kelompok untuk menuntaskan materi pelajaran melalui tutorial, kuis atau diskusi.
2.      Menetapkan siswa dalam kelompok
Kelompok menjadi hal yang sangat penting dalam STAD karena didalam kelompok harus tercipta suatu kerja kooperatif antar siswa untuk mencapai kemampuan akademik yang diharapkan. Fungsi dibentuknya kelompok adalah untuk saling meyakinkan bahwa setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dalam belajar. Lebih khusus lagi untuk mempersiapkan semua anggota kelompok dalam menghadapi tes individu.Kelompok yang dibentuk sebaiknya terdiri dari satu siswa dari kelompok atas, satu siswa dari kelompok bawah dan dua siswa dari kelompok sedang. Guru perlu mempertimbangkan agar jangan sampai terjadi pertentangan antar anggota dalam satukelompok, walaupun ini tidak berarti siswa dapat menentukan sendiri teman sekelompoknya.
3.      Tes dan Kuis
Siswa diberi tes individual setelah melaksanakan satu atau dua kali penyajian kelas dan bekerja serta berlatih dalam kelompok. Siswa harus menyadari bahwa usaha dan keberhasilan mereka nantinya akan memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi kesuksesan kelompok.
4.      Skor peningkatan individual
Skor peningkatan individual berguna untuk memotivasi agar bekerja keras memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil sebelumnya.Skor peningkatan individual dihitung berdasarkan skor dasar dan skor tes.Skor dasar dapat diambil dari skor tes yang paling akhir dimiliki siswa, nilai pretes yang dilakukan oleh guru sebelumnya melaksanakan pembelajaran kooperatif metode STAD.
5.      Pengakuan kelompok
Pengakuan kelompok dilakukan dengan memberikan penghargaan atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar.Kelompok dapat diberi sertifikat atau bentuk penghargaan lainnya jika dapat mencapai kriteria yang telah ditetapkan bersama.Pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru.



D.    Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
1.      Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.
2.      Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah.
3.      Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi.
4.      Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu dan kebutuhan belajarnya.
5.      Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif dalam diskusi.
6.      Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain.

E.     Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
1.      Kerja kelompok hanya melibatkan mereka yang mampu memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang pandai dan kadang-kadang menuntut tempat yang berbeda dan gaya-gaya mengajar berbeda;
  1. Adanya perpanjangan waktu karena kemungkinan besar tiap kelompok belum dapat menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditentukan sampai tiap anggota kelompok memahami kompetensinya;
  2. Jika ditinjau dari sarana kelas, maka untuk membentuk kelompok kesulitan mengatur dan mengangkat tempat duduk. Hal ini karena tempat duduk yang terlalu berat;
  3. Karena rata-rata jumlah siswa di dalam kelas adalah 45 orang, maka guru kurang maksimal dalam mengamati belajar kelompok secara bergantian;
  4. Guru dituntut bekerja cepat dalam menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilakukan, antara lain koreksi pekerjaan siswa, menentukan perubahan kelompok belajar;
  5. Memerlukan waktu dan biaya yang banyak untuk mempersiapkan dan kemudian melaksanakan pembelajaran kooperatif tersebut;
  6. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk peserta didik sehingga sulit mencapai target kurikulum;
  7. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif;
  8. Menuntut sifat tertentu dari peserta didik, misalnya sifat suka bekerja sama(Sumantri dkk. 2002).
F.     Kunci Keberhasilan dalam Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Kunci keberhasilan di dalam penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini adalah persiapan guru dalam:
1.      Memilih materi yang ada pada Standar Isi dengan melihat pengetahuan siswa;
2.      Memilih materi yang ada pada Standar Isi dengan melihat minat siswa;
3.      Memilih materi yang ada pada Standar Isi yang memungkinkan untuk dilakukannya kuis yang dapat diujikan dan di-skor dengan cepat;
4.      Menyusun tugas untuk anggota masing-masing kelompok
Sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugas masing-masing dengan bertanggung jawab untuk kelompok masing-masing. Selain itu juga, para anggota masing-masing kelompok harus saling mendengarkan dan mengungkapkan pendapat masing-masing kelompok secara ikhlas;
5.      Membimbing agar siswa dapat berkomunikasi dengan kelompok lain secara bijaksana
Sehingga melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD, dapat dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa dapat saling berbagi kemampuan, belajar berpikir kritis, menyampaikan pendapat, memberi kesempatan, menyalurkan kemampuan, membantu belajar, serta menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain anggota kelompok.
Selain itu peran / tugas guruuntuk mencapai keberhasilan dalam  pembelajaran  dengan  teknik  STAD adalah sebagai berikut:
1.      Guru  menyampaikan  semua  tujuan  pembelajaran  yang  ingin  dicapai  pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar;
2.      Guru menyajikan informasi kepada siswa baik dengan peragaan (demonstrasi) atau teks;
3.      Guru  menjelaskan  siswa  bagaimana  caranya  membentuk  kelompok  belajardan membantu setiap kelompok agar melakukan perubahan yang efisien;
4.      Guru  membimbing  kelompok-kelompok  belajar  pada  saat  mereka mengerjakan tugas;
5.      Guru  mengetes  materi  pelajaran  atau  kelompok  menyajikan  hasil-hasilpekerjaan mereka;
6.      Guru  memberikan  cara-cara  untuk  menghargai  baik  upaya  maupun  hasilbelajar individu dan kelompok. (Sudrajat Akhmad. 2008).
G.    Langkah-langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
1.      Guru membentuk kelompok yang anggotanya 4-6 orang secara heterogen;
2.      Guru menyajikan pelajaran;
3.      Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok;
4.      Peserta didik yang bisa mengerjakan tugas/soal menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya sehingga semua anggota dalam kelompok itu mengerti;
5.      Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab kuis/pertanyaan peserta didik tidak boleh saling membantu;
6.      Guru memberi penghargaan (rewards) kepada kelompok yang memiliki nilai/poin tertinggi;
7.      Guru memberikan evaluasi;
8.      Penutup.
H.    Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Menurut Maidiyah (1998: 7-13) langkah-langkah pembelajaran kooperatif metode STAD adalah sebagai berikut:
1.      Persiapan STAD
a.       Persiapan Materi
Sebelum menyajikan guru harus mempersiapkan lembar kegiatan dan lembar jawaban yang akan dipelajari siswa dalam kelompok-kelompok kooperatif.
b.      Penerapan Siswa dalam kelompok
Guru menetapkan siswa dalam kelompok heterogen dengan jumlah maksimal 4 sampai 6 orang, aturan heterogenitas dapat berdasarkan pada:
1)      Kemampuan akademik (pandai, sedang, dan rendah)
Yang didapat dari hasil akademik (skor awal) sebelumnya.Perlu diingat pembagian itu harus diseimbangkan sehingga setiap kelompok terdiri dari siswa dengan siswa dengan tingkat prestasi seimbang.
2)      Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan, bawaan atau sifat (pendiam dan aktif)
Sebagai pedoman dalam menentukan kelompok dapat diikuti petunjuk berikut (Maidiyah, 1998:7-8):
1)      Merangking siswa
Merangking siswa berdasarkan hasil belajar akademiknya di dalam kelas. Gunakan informasi apa saja yang dapat digunakan untuk melakukan rangking tersebut. Salah satu informasi yang baik adalah skor tes.

2)      Menentukan jumlah kelompok
Setiap kelompok sebaiknya beranggotakan 4-5 siswa.Untuk menentukan berapa banyak kelompok yang dibentuk, bagilah banyaknya siswa dengan empat. Jika hasil baginya tidak bulat, misalnya ada 42 siswa, berarti ada delapan kelompok yang beranggotakan empat siswa dan dua kelompok yang beranggotakan lima siswa. Dengan demikian ada sepuluh kelompok yang akan dibentuk.
3)      Membagi siswa dalam kelompok
Dalam melakukan hal ini, seimbangkanlah kelompok- kelompok yang dibentuk yang terdiri dari siswa dengan tingkat hasil belajar rendah, sedang hingga hasil belajarnya tinggi sesuai dengan rangking. Dengan demikian tingkat hasil belajar rata- rata semua kelompok dalam kelas kurang lebih sama.
4)      Mengisi lembar rangkuman kelompok
Isikan nama-nama siswa dalam setiap kelompok pada lembar rangkuman kelompok (format perhitungan hasil kelompok untuk pembelajaran kooperatif metode STAD).
c.       Menentukan Skor Awal
Skor awal siswa dapat diambil melaluiPre Test yang dilakukan guru sebelum pembelajaran kooperatif metode STAD dimulai atau dari skor tes paling akhir yang dimiliki oleh siswa.Selain itu, skor awal dapat diambil dari nilai rapor siswa pada semester sebelumnya.
d.      Kerja sama kelompok
Sebelum memulai pembelajaran kooperatif, sebaiknya diawali dengan latihan-latihan kerja sama kelompok. Hal ini merupakan kesempatan bagi setiap kelompok untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan dan saling mengenal antar anggota kelompok.

e.       Jadwal Aktivitas
STAD terdiri atas lima kegiatan pengajaran yang teratur, yaitu penyampaian materi pelajaran oleh guru, kerja kelompok, tes penghargaan kelompok dan laporan berkala kelas.
2.      Mengajar/Penyajian Materi
Setiap pembelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi kelas, yang meliputi pendahuluan, pengembangan, petunjuk praktis, aktivitas kelompok, dan kuis.
Dalam presentasi kelas, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
a.       Pendahuluan
Pada pendahuluan perlu ditekankan apa yang perlu dipelajari siswa dalam kelompok dan menginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep yang akan mereka pelajari.
b.      Pengembangan
Hal –hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan penyajian materi, adalah:
1)      Kembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok;
2)      Pembelajaran kooperatif menekankan, bahwa belajar adalah memahami makna bukan hafalan;
3)      Mengontrol pemahaman siswa sering mungkin dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan;
4)      Memberikan penjelasan mengapa jawaban pertanyaan tersebut benar atau salah;
5)      Beralih pada konsep yang lain jika siswa telah memahami pokok masalahnya.



c.       Latihan Terbimbing
Latihan terbimbing dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1)      Menyuruh semua siswa mengerjakan soal atas pertanyaan yang diberikan;
2)      Memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan soal. Hal ini bertujuan supaya semua siswa selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin;
3)      Pemberian tugas kelas tidak boleh menyita waktu yang terlalu lama. Sebaiknya siswa mengerjakan satu atau dua masalah (soal) dan langsung diberikan umpan balik.
3.      Belajar Kelompok
a.       Pada hari pertama kegiatan kelompok STAD, guru sebaiknya menjelaskan apa yang dimaksud bekerja dalam kelompok, yaitu:
1)      Siswa mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa teman dalam kelompoknya telah mempelajari materi dalam lembar kegiatan yang diberikan oleh guru;
2)      Tidak seorang pun siswa selesai belajar sebelum semua anggota kelompok menguasai pelajaran;
3)      Mintalah bantuan kepada teman satu kelompok apabila seorang anggota kelompok mengalami kesulitan dalam memahami materi sebelum meminta bantuan kepada guru;
4)      Dalam satu kelompok harus saling berbicara sopan.
b.      Guru dapat mendorong siswa dengan menambahkan peraturan- peraturan lain sesuai kesepakatan bersama. Selanjutnya kegiatan yang dilakukan guru adalah:
1)      Guru meminta siswa berkelompok dengan teman sekelompoknya;
2)      Guru memberikan lembar kegiatan (lembar diskusi) beserta lembar jawabannya;
3)      Guru menyarankan siswa agar bekerja secara berpasangan atau dengan seluruh anggota kelompok tergantung pada tujuan yang dipelajarinya. Jika mereka mengerjakan soal-soal maka setiap siswa harus mengerjakan sendiri dan selanjutnya mencocokkan jawabannya dengan teman sekelompoknya. Jika ada seorang teman yang belum memahami, teman sekelompoknya bertanggung jawab untuk menjelaskan.
4)      Tekankanlah bahwa lembar kegiatan (lembar diskusi) untuk diisi dan dipelajari. Dengan demikian setiap siswa mempunyai lembar jawaban untuk diperiksa oleh teman sekelompoknya.
c.       Guru melakukan pengawasan kepada setiap kelompok selama siswa bekerja dalam kelompok. Sesekali guru mendekati kelompok untuk mendengarkan bagaimana anggota kelompok berdiskusi.
4.      Kuis atau Tes
Dilakukan selama 45 menit sampai 60 menit secara mandiri untuk  menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama bekerja dalam kelompok. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disambungkan sebagai nilai perkembangan kelompok.
5.      Skor Perkembangan
Setelah diadakan kuis, guru menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok berdasarkan rentang skor yang diperoleh setiap individu.Skor perkembangan ditentukan berdasarkan skor awal siswa.Kemudian dilakukan perubahan kelompok agar siswa dapat bekerja dengan teman yang lain.
6.      Penghargaan Kelompok
Setelah guru menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok, guru mengumumkan kelompok yang memperoleh poin peningkatan tertinggi.Setelah itu guru memberi penghargaan kepada kelompok tersebut yang berupa sertifikat atau berupa pujian.Untuk pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru.




BAB II
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas, pemakalah dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan model pembelajaran tipe Student Team Achievement Division adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam proses belajar mengajar guru dapat menggunakan model pembelajaran tipe STAD ini dengan menyesuaikan dan memperhatikan kecocokan materi, karakteristik siswa, sarana prasarana, dan mengikuti langkah-langkah dalam setiap tahapan pelaksanaan model pembelajaran. Dengan mengetahui kelemahan dan kelebihan pada model ini, maka guru dapat memilih materi mana yang cocok untuk digunakan dalam model pembelajaran STAD, sehingga dapat membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.



DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud.1996. Kurikulum Pendidikan Dasar (Berdasarkan Suplemen 1999).Jakarta: Depdikbud.
Firman Syah Noor. 2007. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Kemampuan Siswa dalam Mengerjakan Bukti dalam Matematika pada Siswa SMU. Pages-your favorite.com/ ppsupi/ubstrakmat2005. 22 September.
http://sharewithlinggar.blogspot.com/2013/03/pembelajaran-kooperatif-tipe-stad.html
http://www.artikelbagus.com/2011/06/pengertian-pembelajaran-kooperatif-tipe-stad-student-teams-achievement-devision.html