Kerbau dan Kucing
Setiap kali Kerbau Jantan dan Kerbau Betina
berangkat ke sawah, Kucing masih tidur melingkar di pojokan rumah. Kucing hanya
menggeliat, menguap lalu tidur kembali ketika mengetahui Kerbau lewat di
dekatnya.
“Setiap hari kerjanya hanya tidur,” gumam
Kerbau Jantan. “Tidur, bangun untuk makan lalu tidur lagi. Enak benar hidupnya.
Tidak seperti kita harus kerja keras membajak sawah.”
“Sudahlah,” sela Kerbau Betina. “Masih pagi
kok sudah berkeluh kesah. Ayo jalan terus, nanti kita terlambat tiba di sawah.”
Sambil meneruskan langkahnya sesekali Kerbau
Jantan masih menoleh ke arah Kucing. Lalu katanya, “Sudah kerjanya hanya tidur,
makanannya enak. Uh, tidak adil sekali…”
Kerbau Betina tertawa mendengar keluh kesah
suaminya. “Tidak adil bagaimana?” tanyanya kemudian.
“Jelas tidak adil, dong,” sahut Kerbau Jantan.
“Kita berdua kerja keras di sawah dari pagi sampai petang. Tapi apa yang kita
peroleh? Hanya rumput-rumput saja setiap hari kan?”
Kerbau Betina kembali tertawa mendengar
kata-kata Kerbau Jantan.
“Jangan tertawa terus!” hardik Kerbau Jantan.
“Habis kita disuruh makan apa? Ikan, daging?
Seperti Kucing?” kata Kerbau Betina. “Kita kaum Kerbau memang sudah ditakdirkan
oleh Yang Maha Kuasa untuk makan rumput. Dan tugas kita adalah membantu Pak Tani
membajak di sawah.”
“Lalu apa tugas Kucing?” tanya Kerbau Jantan.
“Tidur, tidur, dan tidur lalu makan ikan dan daging.”
“Jangan mengungkit-ungkit lagi soal makanan,”
kata Kerbau Betina. “Walaupun kita hanya makan rumput, tapi tubuh kita besar
dan kuat. Kita bisa membajak sawah. Kucing makan ikan dan daging, tapi tubuhnya
tetap kecil kurus. Ia tidak sekuat kita dan tentu tugasnya juga lain. Sudahlah,
kalu kita terus berdebat tetntu tak akan sampai sawah.”
Setiap hari Kerbau dan pasangannya selalu
membajak sawah setiap hari. Ketika pekerjaan membajak sawah selesai,
kadang-kadang Kerbau disuruh menarik gerobak. Gerobak itu berisi bibit tanaman
ataupun pupuk serta obat-obatan pembasmi hama. Kerbau Jantan dan Kerbau Betina
sedikit pun tidak pernah membantah. Semua tugas yang diperintahkan Pak Tani
selalu mereka kerjakan dengan sepenuh hati.
Kemudian tibalah masa panen. Padi di sawah
dituai, dijemur, lalu dibawa pulang ke rumah oleh Pak Tani. Padi-padi tersebut
lalu dimasukkan ke dalam lumbung.
Masa panen merupakan masa istirahat bagi
Kerbau. Untuk jangka beberapa lama, sawah dibiarkan menganggur dan tidak
ditanami apa-apa. Setiap hari Kerbau Jantan dan Kerbau Betina hanya duduk-duduk
saja di dalam kandangnya.
“Lihatlah si Kucing!” kata Kerbau Betina di
suatu pagi pada Kerbau Jantan sambil menunjuk pada Kucing yang masih tidur
melingkar. “Ia pasti kecapekan karena terus berjaga sepanjang malam. Tugas kita
di sawah sudah selesai. Dan tugas Kucing baru dimulai, yaitu menjaga padi-padi
di lumbung. Setiap hewan yang hidup di dunia ini memang mempunyai tugas
kewajiban sendiri-sendiri.”
Kerbau Jantan hanya diam, dalam hatinya ia
mengakui semua yang dikatakan Kerbau Betina. Sejak itu ia tak pernah lagi
mempersoalkan Kucing.