Harapan Sang Peri
Pada zaman dahulu, ketika
di dunia ini masih ada peri dan bidadari, tersebutlah seorang wanita yang baru
saja melahirhan seorang bayi laki-laki. Sebelumnya seorang wanita itu telah
mengundang seorang peri untuk hadir pada kelahiran sang bayi. Ia berharap sang
peri memberikan berkah bagi anaknya yang sedang dalam buaian.
Ketika sang Peri telah
muncul dan membungkuk di atas ayunan, bertanyalah sang Ibu, “Dapatkah Anda
memberitahu kehidupan anakku di masa yang akan datang?”
“Ya,” jawab sang Peri.
“Anakmu akan menjadi seorang yang pandai dan bijak. Tetapi orang-orang akan
melihat bahwa ia akan buruk rupa.”
Sang Ibu terkejut.
“Ah, Peri yang baik
hati,” pintanya, “berilah lagi ia berkah, agar ia memperoleh sedikit keelokan.”
Sang Peri menggelengkan
kepala.
“Aku telah memintakan
yang terbaik untuknya,” sahut sang Peri ramah. “Dia akan mempunyai kekuatan dan
daya pikir yang baik. Dia juga murah hati dan mencintai sesama manusia.”
Karena sang anak lahir ke
dunia dengan jambul di kepalanya, maka orang-orang menyebutnya “Raka Jambul”.
“Anakku memang buruk
rupa, tapi pandai luar biasa,” itu yang selalu dikatakan sang Ibu.
“Dia pintar, sayang buruk
rupa,” begitu orang-orang berkata.
Dan benar saja, segera Raka
dapat berbicara. Dia banyak bercerita tentang hal-hal yang luar biasa dan
menarik hati. Maka setiap orang kagum padanya. Ketika ia bertambah dewasa,
ibunya mengirimkannya ke sekolah. Dan orang-orang di sekitarnya selalu
membicarakan tentang kepandaiannya.
Sementara itu, pada tahun
yang sama, saat Raka dilahirkan, seorang wanita lain dari desa tetangga,
melahirkan pula seorang bayi perempuan. Seorang peri juga hadir pada
kelahirannya dan memberikan berkah padanya.
“Peri yang baik hati,”
kata sang Ibu. “Dapatkah Anda memberikan gambaran kehidupan anakku di masa yang
akan datang?”
“Tentu,” kata sang Peri.
“Putrimu kelak akan menjadi seorang gadis yang cantik jelita. Tetapi
orang-orang menganggap ia sangat bodoh.”
Sang Ibu tersentak.
“Peri yang baik hati,”
mohon sang Ibu. “Berkatilah lagi anakku, agar ia memiliki sedikit kecerdasan.”
Sang Peri menggeleng.
“Aku tahu apa yang
terbaik untuk anakmu,” katanya ramah. “Dia akan memiliki kekuatan dan
kecantikan yang luar biasa. Dan memiliki kemurahan hati dan rasa saying
terhadap sesama manusia.”
Karena gadis itu sedemikian
cantiknya, orang-orang memanggilnya “Sintia Cantik”.
“Sintiaku memang agak
bodoh, tapi ia cantik luar biasa,” kata sang Ibu.
“Sintia memang luar biasa
cantik, sayang ia bodoh,” kata mereka.
Dan begitulah, hari demi
hari Sintia bertambah cantik dan cantik. “Cantik seperti Sintia,” begitu yang
sering diucapkan orang-orang bila ingin menggambarkan sesuatu yang menarik
hati. Sayang, gadis itu tidak disekolahkan. Semua orang beranggapan gadis itu
sungguh tak berguna. Karena dia kurang cakap dalam berbicara, atau karena ia
tak dapat menjawab dengan baik. Sering ia ditegur karena kebodohannya itu.
Sementara pemuda-pemuda di sana sebenarnya memuja kecantikannya. Namun mereka
lebih suka bergaul dengan gadis lain yang tidak begitu cantik, tapi dapat bercakap-cakap
dengan lincah. Sintia menyadari semua itu.
Suatu hati, ketika sang
Ibu kembali memarahinya, dengan sedih hati pergilah Sintia ke hutan. Ketika ia
berjalan tak tentu arah, dari sela-sela pepohonan muncullah seorang pemuda.
Pemuda itu memandangnya dengan wajah aneh. Dahinya penuh kerut-kerutan. Dia
sama sekali tidak cakap. Dia adalah Raka Jambul.
Raka merasa heran ketika
memandang Sintia.
“Bagaimana seorang gadis
yang amat cantik sepertimu, berwajah murung?” katanya.
“Saya sedih, karena saya
bodoh,” jawab Sintia. “Saya ingin, saya tidak terlalu cantik dan memiliki
sedikit kepandaian.”
Raka tertawa karena
takjub.
“Kau ingin dirimu pandai,
maka engkau tidak bodoh,” katanya. “Orang–orang yang bodoh tidak mengetahui
bahwa mereka kurang pandai.”
“Itu aku tidak tahu,”
jawab Sintia.
Tiba-tiba ia menyadari,
bahwa ia tidak lagi merasa kesulitan untuk mengungkapkan pertanyaan dan
jawaban. Dia tidak takut lagi ditegur. Dan berani mengatakan apa yang ada di
kepalanya dengan mudah.
Raka Jambul semakin
terpesona pada gadis itu. Dia telah jatuh cinta pada gadis itu. Tapi apakah
seorang gadis yang begitu cantik dan pintar mau membalas cintanya, pikirnya
murung.
“Nah, sekarang kau
bersedih,” kata Sintia. “Mengapa?”
“Karena aku buruk rupa,”
kata Raka Jambul.
Sintia memandang padanya
dan tertawa. Menurutnya belum pernah ia memandang pria secakap dia.
“Tapi kau sama sekali
tidak buruk rupa,” katanya lembut.
Akhirnya, kedua insan
itu menikah dan hidup bahagia selamanya.
Maka, keinginan sang Peri
pun terpenuhi.
Casino No Deposit Bonus Codes 2021 - Goyangfc.com
BalasHapusCasino No Deposit Bonus 룰렛 Codes 2021. Casino No 임요환포커 Deposit Bonus Codes for December 2021. 슬롯 가입 쿠폰 Bonus 강원랜드슬롯머신 Codes 2021. No Deposit 태평양 먹튀 Required. Free Spins